Bontang Menghadapi Krisis Stunting: DPRD Tekankan Perlunya Upaya Maksimal

Tri Ismawati Serukan Penyelidikan Mendalam Kasus Kekerasan Terhadap Anak
Foto: Anggota Komisi I DPRD Kota Bontang, Tri Ismawati

Sigap88 – Bontang kini menghadapi tantangan serius dalam penanganan stunting, berdasarkan survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. 

Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi stunting di kota ini meningkat menjadi 6,4 persen, menjadikannya sebagai daerah dengan penanganan stunting terburuk di Kalimantan Timur (Kaltim).

Anggota Komisi I DPRD Kota Bontang, Tri Ismawati, menyatakan keprihatinannya terhadap hasil survei tersebut. Menurutnya, peningkatan prevalensi stunting yang signifikan ini menuntut perhatian serius dari pemerintah daerah. 

Ia mendesak agar langkah-langkah konkret segera diambil untuk memperbaiki kondisi ini.

“Upaya yang ada saat ini belum cukup maksimal,” ujarnya kepada awak media, Jumat (2/8/2024).

Program-program yang dilaksanakan di tingkat kelurahan dan posyandu, serta pemberian makanan tambahan (PMT) seperti telur, vitamin, dan pemantauan rutin berat badan balita perlu ditingkatkan.

Tri Ismawati, ia menambahkan bahwa penurunan prevalensi stunting merupakan bagian dari target nasional yang harus dicapai, yaitu penurunan hingga 14 persen.

Tri Ismawati menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, tenaga medis, serta masyarakat untuk menanggulangi masalah ini secara efektif. Ia berharap adanya perbaikan dan inovasi dalam program-program penanggulangan stunting untuk memastikan bahwa anak-anak di Bontang mendapatkan asupan gizi yang memadai dan pertumbuhan yang optimal.

“Pemetaan lokasi dengan prevalensi stunting yang tinggi harus segera dilakukan, terutama di daerah pesisir,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *