Bontang – Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Bontang, Ubayya Bengawan mengusulkan agar pemerintah melibatkan perusahaan dalam penanganan kasus stunting di Bontang.
Menurutnya, sebagai kota industri, Bontang memiliki banyak perusahaan, khususnya di wilayah Kelurahan Bontang Lestari. Namun, sejauh ini kepedulian perusahaan di wilayah tersebut terhadap penanganan stunting masih minim.
“Di Kelurahan Bontang Lestari, ada beberapa perusahaan yang beroperasi. Tapi, sejauh ini belum ada perusahaan yang menunjukkan kepedulian nyata untuk membantu mengatasi masalah stunting di daerah ini,” ujar Ubayya Bengawan saat rapat Komisi A DPRD Bontang, Senin (28/10/2024).
Ia menilai, partisipasi perusahaan sangat penting, mengingat penanganan stunting membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, perusahaan dapat memberikan dukungan berupa program kesehatan dan gizi bagi anak-anak yang terkena dampak stunting di Bontang Selatan, yang saat ini mencatatkan angka kasus stunting cukup tinggi.
Anggota Komisi A DPRD Bontang lainnya, Aloysius Roni, turut menyampaikan pandangan serupa.
Ia berharap, perusahaan-perusahaan di Bontang, terutama yang berada di wilayah selatan, bisa ikut terlibat dalam penanganan stunting melalui kolaborasi dengan pemerintah.
“Bontang ini kota industri, jadi seharusnya perusahaan-perusahaan bisa membantu menanggulangi masalah ini,” ucap Aloysius.
Menanggapi usulan dari anggota DPRD, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Bambang Sri Mulyono, mengungkapkan bahwa sejauh ini baru ada laporan dukungan dari tiga perusahaan, yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Badak, dan PT Indominco.
Meski demikian, ia mengakui bahwa tidak semua bantuan perusahaan masuk melalui Dinkes.
“Kalau ada bantuan dari perusahaan lain, mungkin bisa melalui dinas lain atau melalui kelurahan,” ujar Bambang.
