, Jakarta – Saraf kejepitsering dianggap hanya terjadi akibat cedera atau aktivitas fisik yang intens. Padahal kondisi ini bisa muncul secara perlahan karena kebiasaan sehari-hari yang terlihat biasa saja. Yang lebih mengejutkan, beberapa kebiasaan sering dilakukan tanpa disadari setiap hari.
Jika terus berlangsung, tekanan yang berulang padasarafdapat menyebabkan peradangan dan memperparah kondisi tulang belakang serta sendi. Oleh karena itu, mengenali dan menghindari kebiasaan yang memicu saraf terjepit menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Dirangkum dari NickWise dan EMC Healthcare, berikut kebiasaan sehari-hari yang bisa memicu saraf terjepit:
1. Postur Tubuh yang Tidak Benar
Kebiasaan membungkuk saat bekerja, berkendara, atau berdiri sering kali dilakukan tanpa disadari. Kebiasaan ini bisa menyebabkan tekanan berlebih pada tulang leher. Posisi kepala yang melenceng dari bahu meningkatkan beban di bagian leher, sehingga memicu kemungkinan saraf terjepit.
Untuk mencegahnya, usahakan selalu menjaga kepala sejajar dengan bahu, baik ketika duduk maupun berdiri. Gunakan kursi yang ergonomis untuk mendukung punggung dan leher, berdiri dengan tegak dan bahu rileks ke belakang, serta pertimbangkan penggunaan alat penjaga postur jika diperlukan.
2. Menunduk Terlalu Lama Saat Menggunakan Perangkat Digital
Dikutip dari Neckwise, menunduk terlalu lama saat memandang ponsel, tablet, atau komputer menyebabkan beban berat pada leher yang setara dengan berat ratusan kilogram. Kebiasaan ini dapat menyebabkan ketegangan otot dan meningkatkan kemungkinan saraf terjepit, terutama jika dilakukan secara rutin setiap hari.
Solusinya adalah memegang ponsel sejajar dengan mata, menyesuaikan posisi layar komputer setinggi mata, dan beristirahat setiap 30 menit untuk meregangkan otot leher. Latihan sederhana sepertichin tuckjuga berguna untuk memperkuat otot leher serta meningkatkan posisi tubuh.
3. Posisi Tidur yang Tidak Benar
Tidur dalam posisi telungkup atau menggunakan bantal yang tidak mendukung leher dengan baik dapat menyebabkan kelengkungan tulang belakang yang tidak seimbang dan menekan saraf di leher. Kondisi ini umumnya menyebabkan rasa sakit atau kaku pada leher ketika bangun dari tidur.
Untuk mengatasinya, pilih posisi tidur telungkup atau miring dengan menggunakan bantal ortopedis ataucervicalyang mampu memberikan dukungan yang baik untuk leher secara alami. Pastikan juga tempat tidur memiliki bantalan yang sesuai sehingga tulang belakang tetap berada dalam posisi alami sepanjang malam.
4. Membawa Tas Berat dengan Satu Bahu
Membawa tas hanya di satu bahu menyebabkan penyebaran beban yang tidak seimbang, sehingga otot leher dan bahu bekerja lebih berat pada sisi tertentu. Kebiasaan ini bisa memicu rasa sakit, ketegangan, serta risiko saraf terjepit.
Untuk menghindarinya, gunakan tas ransel yang memiliki dua tali sehingga beban dapat terdistribusi secara merata. Jika memakai tas dengan satu tali, usahakan sering berganti bahu dan bawa hanya barang yang benar-benar diperlukan agar tidak memberatkan tubuh.
5. Gerakan Mendadak
Gerakan mendadak, seperti memutar badan secara cepat atau mengangkat beban tanpa persiapan yang benar, bisa menyebabkan cedera dan memberikan tekanan tiba-tiba pada otot serta saraf. Kebiasaan ini sering dilakukan tanpa disadari, meskipun risikonya cukup tinggi. Lebih baik melakukan setiap gerakan dengan perlahan dan terkendali, khususnya saat mengangkat atau memindahkan beban.
6. Berat Badan Berlebihan
Berat badan berlebih menambah tekanan pada sendi dan jaringan lunak yang bisa menyebabkan peradangan, pembengkakan, serta memperparah posisi tubuh. Posisi tubuh yang tidak baik sering kali menjadi penyebab tekanan pada saraf. Memelihara berat badan ideal tidak hanya bermanfaat untuk penampilan, tetapi juga membantu mencegah tekanan pada saraf dan mengurangi kemungkinan nyeri yang mengganggu.
7. Kurang Istirahat
Kurangnya waktu istirahatjuga menjadi kebiasaan yang berpotensi menyebabkan saraf terjepit. Setelah melakukan aktivitas sepanjang hari, tubuh membutuhkan waktu untuk pulih dan memperbaiki jaringan yang lelah atau kaku. Mengabaikan kebutuhan istirahat membuat otot dan saraf tidak memiliki kesempatan untuk pulih dengan maksimal, sehingga risiko cedera meningkat.