Jenis-Jenis Tes DNA yang Umum Dilakukan
Tes DNA adalah salah satu metode paling akurat untuk memverifikasi hubungan biologis antara individu. Proses ini melibatkan pengumpulan dan analisis sampel DNA untuk membandingkan penanda genetik antar individu. Berdasarkan tujuan dan kebutuhan, berbagai jenis tes DNA tersedia, masing-masing memiliki prosedur dan manfaat yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis tes DNA yang sering dilakukan.
1. Tes Paternitas (Paternity Testing)
Tes paternitas digunakan untuk menentukan apakah seorang pria adalah ayah biologis dari seorang anak. Prosedur ini biasanya melibatkan pengambilan sampel DNA melalui swab pipi dari ayah yang diduga dan anak yang diuji. Analisis laboratorium kemudian memeriksa kecocokan penanda genetik antara keduanya. Tes ini dapat dilakukan pada individu dari berbagai usia, termasuk bayi baru lahir, dan memberikan hasil yang jelas tentang hubungan biologis.
2. Tes Maternitas (Maternity Testing)
Tes maternitas digunakan untuk mengonfirmasi hubungan biologis antara ibu dan anak. Prosedur pengambilan sampel sama seperti tes paternitas, yaitu melalui swab pipi dari ibu dan anak. Tes ini sering digunakan dalam kasus-kasus spesifik seperti IVF, adopsi, atau kesalahan pertukaran bayi di rumah sakit.
3. Tes Paternitas Prenatal (Prenatal Paternity Testing)
Tes paternitas prenatal, atau Non-Invasive Prenatal Paternity (NIPP) Test, memungkinkan calon ibu mengetahui ayah biologis anak sebelum kelahiran. Tes ini menggunakan sampel darah dari ibu dan swab pipi dari ayah yang diduga. Hasilnya aman dan tidak berisiko bagi ibu atau bayi, serta bisa dilakukan sejak kehamilan mencapai usia 7 minggu.
4. Tes Jenis Kelamin Bayi (Baby Gender Testing)
Tes jenis kelamin bayi digunakan untuk mengetahui apakah bayi yang dikandung laki-laki atau perempuan. Tes ini hanya membutuhkan sampel darah dari ibu dan bisa dilakukan sejak kehamilan berusia minimal 6 minggu. Kromosom Y dalam darah ibu menjadi indikator jenis kelamin bayi.
5. Tes Zigositas Kembar (Twin Zygosity Testing)
Tes zigositas digunakan untuk mengetahui apakah kembar identik atau tidak identik. Kembar identik berasal dari satu telur yang membelah, sementara kembar tidak identik berasal dari dua telur terpisah. Tes ini melibatkan analisis DNA dari masing-masing individu.
6. Tes DNA Saudara (Sibling DNA Testing)
Tes DNA saudara digunakan untuk menentukan apakah dua individu adalah saudara kandung penuh atau setengah saudara. Pengambilan sampel DNA melalui swab pipi dari masing-masing individu akan membantu menentukan hubungan genetik antara mereka.
7. Tes DNA Kakek-Nenek (Grandparent DNA Testing)
Tes ini digunakan untuk membuktikan hubungan biologis antara anak dan kakek atau nenek. Biasanya digunakan ketika orang tua biologis tidak bisa diuji. Sampel DNA dari kakek atau nenek dianalisis untuk mengecek kecocokan dengan anak.
8. Tes DNA Paman/Bibi (Aunt and Uncle DNA Testing)
Tes ini digunakan untuk menentukan hubungan antara anak dan paman atau bibinya. Dalam tes ini, paman atau bibi harus merupakan saudara kandung dari orang tua anak agar hasilnya lebih akurat.
9. Tes Profil Genetik Tunggal (Single Genetic Profile Testing)
Tes profil genetik tunggal memberikan salinan lengkap profil genetik individu. Tes ini umumnya diminta oleh individu di bidang berisiko tinggi atau yang ingin menyimpan profil genetik untuk identifikasi masa depan.
10. Tes Kromosom Y (Y Chromosome Testing)
Tes kromosom Y digunakan untuk memverifikasi hubungan antara pria dalam garis keturunan paternal. Karena kromosom Y hanya diturunkan dari ayah ke anak laki-laki, tes ini berguna untuk menunjukkan hubungan dalam garis keturunan.
11. Tes Viabilitas DNA (Viability DNA Testing)
Tes viabilitas DNA digunakan ketika sampel swab pipi tidak bisa diperoleh. Sampel DNA bisa diambil dari sumber alternatif seperti sikat gigi bekas atau potongan kuku. Tes ini cocok untuk situasi di mana uji hubungan biologis harus dilakukan secara diskrit.