Perkembangan Fintech dan Bank Tradisional di Era Digital
Era digital telah menciptakan kompetisi yang sangat ketat antara fintech dan bank tradisional. Fintech muncul sebagai pelaku utama perubahan dengan layanan yang cepat, biaya rendah, serta pengalaman pengguna yang ramah terhadap ponsel. Di sisi lain, bank tradisional masih memiliki keunggulan berupa kepercayaan, modal besar, dan akses regulasi yang kuat. Pertanyaannya adalah, siapa yang akan lebih unggul di tahun 2025?
Menurut data terbaru, tidak ada satu pihak yang menang mutlak. Justru, ekosistem finansial global sedang bergerak menuju kolaborasi. Fintech dan bank saling memanfaatkan kelebihan masing-masing untuk bertahan dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa pendapatan di sektor fintech diperkirakan tumbuh hampir tiga kali lebih cepat dibandingkan sektor perbankan tradisional antara tahun 2022 hingga 2028,” kata McKinsey.
Apakah Fintech Benar-Benar Mengalahkan Bank Tradisional?
Data pertumbuhan menunjukkan bahwa fintech sedang berkembang pesat. Mereka tumbuh hampir tiga kali lipat dibandingkan bank konvensional selama periode 2022–2028. Layanan seperti e-wallet, BNPL (buy now pay later), digital lending, dan neobank menjadi motor utama pertumbuhan ini.
Namun, bank masih memegang keunggulan di beberapa aspek, seperti kepercayaan, kepatuhan, serta jaringan global. Selain itu, bank juga memiliki akses pendanaan murah melalui tabungan masyarakat, sesuatu yang sulit ditandingi oleh startup fintech.
“Bank masa depan akan bergantung pada strategi berani, kemitraan inovatif, dan solusi berbasis teknologi untuk tetap kompetitif dan relevan dalam ekosistem keuangan yang berubah,” ujar Accenture.
Bagaimana Regulasi Membentuk Pertarungan Ini?
Regulasi menjadi faktor paling penting dalam persaingan ini. Banyak negara sudah mulai mendorong Open Banking, yaitu berbagi data perbankan melalui API standar. Open Banking didefinisikan sebagai “praktik berbagi data perbankan melalui antarmuka yang standar dan aman atas permintaan klien,” menurut OECD.
Di Indonesia, OJK Regulation No. 3 of 2024 mengatur inovasi teknologi di sektor keuangan. Aturan ini memberi ruang bagi startup untuk melakukan pengujian, sekaligus menjaga konsumen dari risiko penipuan.
Artinya, regulasi tidak hanya menjadi batasan, tetapi juga sebagai akselerator inovasi.
Apakah Bank dan Fintech Akan Bersaing atau Bekerja Sama?
Mayoritas institusi finansial global lebih memilih kerja sama daripada persaingan terbuka. Akuisisi, platform white-label, hingga integrasi API menjadi pola umum yang digunakan.
“Mayoritas perusahaan layanan keuangan global merencanakan untuk meningkatkan kemitraan dengan fintech karena 88% dari mereka khawatir kehilangan pendapatan akibat inovator,” kata PwC.
Kemitraan ini tidak hanya memperluas produk, tetapi juga mempercepat inklusi finansial. Fintech membawa kecepatan inovasi, sedangkan bank menyediakan fondasi kepercayaan.
Apakah Ada Risiko Sistemik Jika Fintech Terlalu Cepat Tumbuh?
Laporan IMF dan BIS menegaskan bahwa integrasi fintech perlu pengawasan ketat. Produk seperti kripto, stablecoin, dan digital lending bisa menimbulkan risiko sistemik jika tidak diatur dengan baik.
“Fintech sedang mengubah masa depan keuangan — proses ini dipercepat oleh pandemi COVID-19,” kata World Bank.
IMF Global Financial Stability Report 2025 menyebutkan “peningkatan ketidakpastian dan kerentanan dalam sistem keuangan global” dengan fokus pada fintech.
Kesimpulan: Hibridisasi Keuangan Masa Depan
Fintech tidak otomatis menggantikan bank. Yang terjadi adalah hibridisasi — masa depan finansial akan ditentukan oleh kolaborasi, regulasi, dan kecepatan adaptasi.
Jadi, siapa yang menang? Jawabannya adalah pengguna. Konsumen diuntungkan karena mendapatkan layanan yang lebih murah, cepat, dan aman. Fintech menekan biaya dan memperluas inklusi. Bank menjaga stabilitas dan kepercayaan.
Ekosistem 2025 tidak lagi tentang fintech vs bank tradisional. Yang terjadi adalah fintech dan bank tradisional bekerja bersama, menciptakan sistem keuangan digital yang lebih inklusif, aman, dan berkelanjutan.