Pengenalan CSIRTradar: Platform Cyber Threat Intelligence yang Inovatif
PT Prosperita Sistem Indonesia baru saja meluncurkan CSIRTradar, sebuah platform inovatif yang menghadirkan konsep Cyber Threat Intelligence ke dalam praktik sehari-hari bagi tim keamanan di perusahaan. Dengan fokus pada pencegahan dan respons terhadap ancaman siber, platform ini dirancang khusus untuk mendukung tim CSIRT (Computer Security Incident Response Team) dalam menghadapi tantangan keamanan data yang semakin kompleks.
Platform ini diluncurkan di tengah meningkatnya ancaman kebocoran data di Indonesia. Laporan terbaru menunjukkan bahwa selama tahun 2024, lebih dari 56 juta data dari 461 instansi di Indonesia bocor dan terekspos di Dark Web. Angka ini mencerminkan pentingnya pengembangan sistem deteksi dan respons yang lebih efektif agar organisasi dapat meminimalkan kerugian finansial dan kerusakan reputasi.
Yudhi Kukuh, founder CISRTradar, menyatakan bahwa tujuan utama dari platform ini adalah memberikan kemampuan deteksi, peringatan, dan respons yang lebih kuat kepada organisasi. “Dengan gabungan antara pemantauan Dark Web yang proaktif dan pemberian alert kerentanan yang akurat, kami memberi tim CSIRT kemampuan untuk melihat ancaman sebelum dieksploitasi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa CSIRTradar tidak hanya berfungsi sebagai alat deteksi, tetapi juga menyajikan laporan lengkap yang memungkinkan organisasi bertindak cepat dan tepat.
Pemantauan Dark Web dan Alert Kerentanan dalam Satu Platform
CSIRTradar menyediakan intelijen ancaman melalui dua fitur utama: pemantauan Dark Web dan alert kerentanan. Dengan menggunakan sistem radar, platform ini melakukan pemantauan terus-menerus di Dark Web untuk mendeteksi dan memberikan peringatan dini ketika informasi sensitif seperti kredensial login, data pribadi, atau kekayaan intelektual muncul di internet gelap.
Fitur ini menggunakan berbagai indikator seperti infostealer log, kebocoran kredensial email, domain, serta aktivitas di forum dan pasar ilegal. Data yang tersebar di Dark Web dikumpulkan melalui metode seperti scraping, pertukaran data via API, dan pemantauan forum. Yudhi menjelaskan bahwa proses pengumpulan data dilakukan secara etis tanpa aktivitas ilegal seperti hacking atau breaching. Akses data hanya diberikan kepada organisasi atau perusahaan pemilik domain yang disetujui.
Selain itu, CSIRTradar juga dilengkapi dengan fitur Vulnerability Alert yang memberikan peringatan dini terhadap celah keamanan terbaru. Fitur ini mengumpulkan data dari CVE (Common Vulnerabilities and Exposures) dan OSV (Open Source Vulnerabilities), lalu mengubahnya menjadi notifikasi lengkap dengan tingkat keparahan (CVSS), cakupan dampak, serta rekomendasi penanganan. Integrasi via email dan webhook memungkinkan tim keamanan menerima peringatan secara real-time dan mengotomatiskan respons.
Membantu Organisasi Memahami Peta Ancaman dan Mematuhi Regulasi
Melalui mekanisme pemantauan terhadap kerentanan sistem dan aktivitas di internet gelap, CSIRTradar membantu organisasi mendeteksi potensi kebocoran data atau indikasi serangan siber lebih awal. Pendekatan ini memungkinkan tim keamanan mengambil langkah mitigasi sebelum ancaman berkembang menjadi insiden yang lebih besar.
Di samping itu, CSIRTradar juga berperan dalam membantu organisasi memahami lanskap ancaman siber yang terus berkembang. Informasi yang disajikan memberikan gambaran menyeluruh mengenai sumber, pola, dan tingkat keparahan risiko. Dengan data tersebut, organisasi dapat menilai area yang paling rentan dan menentukan langkah mitigasi yang tepat sesuai prioritas.
Selain mendukung proses teknis, sistem ini juga berkontribusi dalam memperkuat kepatuhan terhadap regulasi keamanan data dan kebijakan internal perusahaan. Dengan demikian, CSIRTradar bukan hanya alat keamanan, tetapi juga bagian penting dari strategi keseluruhan organisasi dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.