Pengalaman Pangeran Harry Saat Momen Pemakaman Putri Diana
Pangeran Harry akhirnya berbicara tentang rasa sakit yang ia alami selama pemakaman ibunya, Putri Diana. Dalam memoar terbarunya yang berjudul Spare, ia menceritakan momen-momen paling menyedihkan dalam hidupnya. Buku ini dirancang untuk mengingatkan akan peringatan kematian sang Bunda dan memberikan wawasan baru tentang pengalaman pribadi yang belum pernah diungkap sebelumnya.
Putri Diana meninggal pada usia 36 tahun di Paris, Prancis, pada 31 Agustus 1997. Saat itu, mobil yang ia tumpangi sedang dikejar oleh para paparazi. Kecelakaan tak terhindarkan terjadi, dan kabar kematian putri kesayangan Raja Charles II ini membuat banyak orang di seluruh dunia merasa sedih. Jasadnya kemudian dimakamkan seminggu setelah kejadian, yaitu pada tanggal 6 September 1997. Pemakaman tersebut disaksikan oleh jutaan orang dari berbagai belahan dunia.
Perasaan Pangeran Harry Selama Prosesi Pemakaman
Dalam bukunya, Pangeran Harry menggambarkan betapa beratnya perasaan yang ia alami saat ia dan kakaknya, Pangeran William, harus berjalan di belakang peti mati ibunya. Saat itu, Harry berusia 12 tahun dan William berusia 15 tahun. Mereka berdua harus melalui prosesi pemakaman yang penuh dengan emosi yang sangat kuat.
Salah satu momen yang paling menarik adalah tentang lagu Candle in the Wind yang dinyanyikan Elton John. Harry tidak bisa memastikan apakah kenangan tentang lagu itu berasal dari hari pemakaman atau dari cuplikan yang ia lihat kemudian. Namun, ia mengatakan bahwa matanya mulai perih dan air mata hampir jatuh. Meskipun begitu, ia mencoba menahan air mata tersebut.
Kehancuran Emosional Harry Saat Peti Jenazah Diturunkan
Meskipun berusaha keras untuk menahan air mata, akhirnya Pangeran Harry tidak bisa lagi menahannya. Ia menangis ketika peti jenazah Putri Diana diturunkan ke dalam liang lahat di Althorp House, sebuah perkebunan milik keluarga Spencer di Northamptonshire. Saat itu, ia melihat peti jenazah ibunya berada di tempat terakhirnya di sebuah pulau kecil di danau.
Harry merasakan emosi yang sangat kuat ketika peti itu diturunkan. Di dalam peti terdapat foto dirinya dan Pangeran William yang diletakkan di antara kedua tangan Putri Diana yang dilipat di depan dadanya. Ia merasa bahwa dalam foto itulah terekam dua pria yang paling mencintai sang Bunda selama Putri Diana hidup.
Ia membayangkan mereka berdua tersenyum padanya di dalam kegelapan selamanya, dan hal itulah yang “akhirnya membuatnya hancur”. “Tubuh saya kejang dan dagu saya jatuh, dan saya mulai terisak tak terkendali ke tangan saya,” tulisnya.
Setelah menahan air mata selama prosesi, Harry merasa malu karena melanggar etos keluarga. Namun, ia tidak bisa menahan lagi. Keterbukaan Pangeran Harry tentang masa lalu ini memberikan gambaran yang lebih manusiawi tentang pengalaman trauma yang ia hadapi.
Mengenang Putri Diana Melalui Karya dan Nama
Kisah Pangeran Harry tentang kepergian Putri Diana sangat menyedihkan. Meskipun mengalami kesedihan hebat, ia kini tumbuh menjadi sosok yang selalu mengenang sang Bunda. Ia melanjutkan pekerjaan amal (charity) dan menggunakan nama “Diana” sebagai nama tengah putri keempatnya. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh Putri Diana dalam hidupnya.
Bagi para ibu yang ingin berbagi pengalaman parenting dan mendapatkan banyak hadiah menarik, dapat bergabung dengan komunitas Squad. Daftar gratis hanya dengan klik di SINI.