– Penyebab utama penyakit diabetes melitus sering dirasakan semata-mata karena konsumsi gula berlebih.
Namun, diabetes melitus bukanlah hanya masalah peran gula, tetapi merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling terkait dengan gangguan metabolisme karbohidrat dan gaya hidup yang tidak seimbang.
Berikut perkataannya seperti diungkapkan Desty Muzarofatus Sholikhah, dosen Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Desty menyebutkan diates bekerja dengan gangguan metabolisme karbohidrat yang melibatkan pankreas dan hormon insulin.
Pankreas memainkan peran kunci dalam memproduksi hormon insulin yang membawa glukosa ke sel-sel tubuh sebagai sumber energi utama.
Karbohidrat juga berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa
Gula ini diperoleh dari makanan sehari-hari, terutama yang mengandung karbohidrat. Pada orang yang sehat, insuline bekerja efektif untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Tapi pada penderita diabetes, pankreas tidak bisa membuat insulin dalam jumlah yang cukup, atau insulin yang dihasilkan tidak mampu bekerja dengan baik.
“Tetap membuatnya glukosa berada di dalam darah dan tidak diserap oleh sel-sel, sehingga kadar gula darah menjadi tinggi,” kata Desty Muzarofatus seperti dikutip dari Unesa, Minggu (6/10/2024).
Banyak orang hanya fokus pada gula, padahal senyawa karbohidrat sederhana dari makanan sehari-hari seperti nasi, roti, dan makanan ringan yang tinggi karbohidrat juga membantu meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Namun, konsumsi karbohidrat dan gula bukan satu-satunya faktor. Selain pola konsumsi makanan, obesitas atau penjumlahan berat badan berlebihan juga memengaruhi sensitivitas insulin.
Orang yang menderita obesitas lebih rentan mengalami resistensi insulin, sebab adanya peradangan dalam tubuh yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat.
“Peradangan kronis ini dapat mengganggu kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh tubuh,” tambahnya.
Tidak ada teks tersebut di atas. Silakan kirimkan teks asli atau pertanyaan jika Anda ingin saya bantu dengan paragraf di atas.
Desty menekankan bahwa kadar gula darah pada penderita diabetes bisa stabil dengan menjalani gaya hidup sehat.
Untuk orang penderita diabetes yang kadar gula darahnya sudah stabil, perlu mengatur konsumsi gula sehari-hari tidak boleh melebihi dua sendok makan saja.
Copotan itu menambahkan bahwa sebenarnya tubuh manusia tidak memerlukan makanan manis secara spesifik. Kebutuhan akan makanan manis lebih sering disebabkan oleh keinginan pribadi daripada kebutuhan biologis.
Sebagai alternatif gula, beberapa orang dengan diabetes memilih pemanis alami seperti stevia. Menurut mereka, penggunaan stevia memang bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi orang dengan diabetes, tetapi harus digunakan dengan hati-hati.
“Meskipun stevia dianggap lebih aman, yang terbaik adalah tetap mengatur pola makan dengan baik dan tidak bergantung pada pemanis buatan atau alami dalam jangka panjang,” tambah dia.
Dalam kaitannya dengan faktor genetik, dosen kelahiran Lamongan itu menekankan bahwa pengaruh genetik tidak sebesar faktor gaya hidup.
Meskipun seseorang memiliki riwayat faktor genetik penderita diabetes, pola hidup sehat dapat membantu mengecilkan risiko tertular penyakit diabetes.
Kerapatan pola makan dan aktivitas fisik di masyarakat Indonesia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah orang yang menderita diabetes.
Budaya berolahraga belum sepenuhnya menjadi kebiasaan sehari-hari. Banyak orang masih memandang bahwa berolahraga tidak penting, bahkan kegiatan seperti berjalan kaki sering kali tidak dianggap penting.
Olga bukan hanya untuk keseimbangan fisik, tapi termasuk juga penting untuk mempertahankan ritme metabolisme tubuh dan menghindari resistensi insulin. Dengan bergaul teratur, kadar gula darah bisa lebih stabil dan sensitivitas insulin bisa ditingkatkan,” terangnya.
Kunci utama untuk mencegah diabetes melitus adalah gaya hidup sehat. Seorang dosen gizi berharap masyarakat semakin sadar bahwa diabetes bukan hanya berturut-turut tentang gula, tetapi juga sangat terkait dengan jenis makanan, aktivitas fisik, dan kebiasaan sehari-hari.