Sigap88.co– Ikan Coelacanth berhasil ditangkap oleh nelayan di Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara.
Oskar Thomsen
Oskar semula terkejut pandang di depannya ikan berukuran besar mendekati perahunya.
Dia tidak mengenali jenis ikan tersebut.
Oskar kemudian menangkapnya. Namun ia sempat kesulitan karena bobot ikan yang begitu berat.
Benar saja, setelah diukur, bobot ikan itu mencapai 41 kilogram.
Ikan itu kemudian dibawa pergi. Oskar lalu memanggil tetangganya.
Setelah bertanya kepada warga di sekitar, tidak satu pun yang mengenali ikan yang ditangkap oleh Oskar.
Oskar bingung dan terancam membuang ikan tersebut.
Tetapi tidak dilakukan karena beberapa warga tertarik.
Mereka langsung merekam ikan dan membagikannya melalui media sosial.
Foto ikan itu segera menyebar luas dan menjadi topik hangat di antara pengguna media sosial di Indonesia.
Banyak yang langsung mengenali ikan yang ditemukan Oskar. Ternyata Oskar baru saja menemukan ikan purba bernama Coelacanth berusia ratusan juta tahun.
Setelah foto tersebar luas, keluarga Oskar segera dihubungi oleh tim peneliti dari Universitas Samratulangi Manado, pada Kamis (19 Januari 2023).
Rombongan tim peneliti itu tiba di Desa Imana sekitar pukul 06.00 WITA, Jumat (17/1/2025).
Para peneliti pasca kematian, para peneliti itu segera membawanya ke laboratorium untuk dilakukan suatu proses pelestarian.
Sementara itu Koordinator Wilayah Kerja Gorontalo dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, Wahyu,
Mengatakan bahwa ikan coelacanth merupakan spesies yang dilindungi penuh berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2021.
“Ia termasuk salah satu dari 20 jenis ikan bersirip yang dilindungi secara penuh. Penetapan ini bertikad untuk melestarikan kawasan sumber daya ikan di Indonesia,” jelasnya.
Ikan bernama Latimera menadoensis ini termasuk ikan purba yang telah hidup sekitar 400 juta tahun yang lalu.
Keunikan ikan ini, yang meliputi sendi berengsel pada tengkorak. Juga, tulang rawan berbentuk tabung, hingga organ rostral elektrosensori, menjadikannya sebagai simbol “fosil hidup”.
Ikan ini biasanya ditemukan di perairan dalam dengan topografi curam.
Hasil penelitian tentang ikan Coelacanth di Unsrat diharapkan memberikan wawasan lebih dalam tentang spesies ini.