Netizen Bandingkan Biaya Mobil Listrik Vs Mobil Konvensional, Ternyata Bisa Nabung Rp 22 Juta

Hadirnya kendaraan Barrety Electric Vehicle (BEV) atau mobil listrik di Indonesia, dapat menjadi solusi kendaraan ramah lingkungan dan dengan biaya operasional yang lebih rendah.

Contohnya seperti yang dirasakan seorang pengguna akun Instagram @didiet_aditra yang membagikan pengalamannya sebagai pengguna Wuling Air ev.

Dalam salah satu postnya, seseorang membandingkan pengeluaran biaya akhir antara Wuling Air EV dan Mazda CX-3 yang havenya sebelumnya.

Kejam pak, sudah16500 km, udah setahun aku pakai mobil ini. Mulanya aku mau irit duit, karena aku perlu bepergian sekitar 60 km tiap hari antara Bekasi-Jakarta tengah.

“Ah, benar saja takdir yang menjodohkan saya dengan Air EV,” demikannya.

Bertanya berapa? Jawabannya, sekitar Rp 22 juta dalam setahun,” katanya.

Didiet juga memberikan klarifikasi perbedaan biaya operasional yang dikeluarkan Wuling Air EV dan Mazda CX-3 selama satu tahun dengan teknologi mesin pembakaran internal.

Rinciannya:


Menghemat bahan bakar dalam setahun,

Mazda Rp 1,6 juta sebulan x 12 = Rp 19,2 juta

Asumsi biaya listrik untuk kendaraan listrik sebesar Rp 470 ribu per bulan x 12 bulan = Rp 5.640.000

Hemat Rp 13.560.000


– Saving pajak tahunan

Mazda Rp 6.000.000

Air EV Rp 149.000

Hemat Rp 5.851.000


– Servis perawatan tahunan

Mazda Rp 1.500.000 ditambah oleh Rp 1.500.000 sama dengan Rp 3.000.000

Kurang satu kali penerbangan udara seharga Rp 180.000 x 2 = Rp 360.000

Hemat Rp 2.640.000

Ia mengungkapkan bahwa Wuling Air Ev miliknya diisi daya dengan pola pengisian 75 persen (di rumah) dan 25 persen (di SPKLU)

“Mengenai kondisi baterai, dari data pelayanan rutin terakhir di 10.000 km masih di angka 98,9 persen atau menurunnya sekitar 1 persen setiap 10.000 km,” katanya.

Berdasarkan klausa klaim garansi baterai Wuling tersebut, klausa tersebut menyatakan bahwa jika kondisi baterai di bawah 80 persen, maka akan ada klaim setelah 200.000 km atau sekitar 10 tahun.

“Saya akan digunakan dalam jangka panjang, turunkan bahkan ke anak kost jika bosan,” katanya.

Karena hal tersebut, Didiet tidak merasa menyesal beralih dari Mazda CX-3 ke Wuling Air ev sebagai kendaraannya harian.

“Tidak ada penyesalan atas keputuan mensubstitusikan kenyamanan & tenaga Mazda CX-3 dengan Wuling Air ev yang ternyata berhasil memberikan pengalaman yang menyenangkan,” ujadarnya.

Sebelum menutup percakapan, Didiet juga memberikan catatan soal saving listrik. Ia mengatakan bahwa penghematan energi tiap tahun bisa meningkat apabila persentase pengisian kalor di rumah ditingkatkan.

“Karena ternyata biaya ngecas di SPKLU itu lebih mahal sekitar 67 persen dibandingkan ngecas di rumah (kondisi PPN masih 11 persen). Wow banget kan, saya bahas di reels selanjutnya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *