Rumah Oskar Kaluku Penemu Ikan Purba Coelacanth di Gorontalo Utara Ramai Dikunjungi,Ada TNI AL


Sigap88.coRumah Oskar Kaluku ramai dikunjungi pasca temuan ikan Coelacanth di Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo.

Menurut keponakan Oskar, Salha Kaluku, rumah mereka pernah dikunjungi oleh anggota TNI Angkatan Laut (AL).

“Bahkan dari Dinas Perikanan dan Kelautan memanggil saya lewat telepon, bertanya apakah ikan sebenarnya sudah dimenegeri peneliti. Kemudian aku menjawab iya, dan langsung mengirim foto-foto,” kata Salha kepada Sigap88.co, Senin (20/01/2025).

TNI AL memintai informasi tentang penemuan ikan purba kepada Salha. Namun Oskar belum kembali ke rumah.

Oskar sering pergi ke laut bahkan hingga berhari-hari lamanya.

Pria berusia 52 tahun itu biasanya menjelang malam istirahatnya di pulau terdekat jika sudah lelah memancing ikan.

Sering kali Oskar ketika melaut tidak pulang,” kata Salha. “Dia akan bermalam di sebuah pulau terdekat untuk beristirahat.

Oskar temukan ikan purba

Menurut Salha, ikan ditangkap oleh pamannya, Oskar Kaluku, pada hari Rabu, pukul 15.00 WITA, tanggal 15 Januari 2025.

“Pertama-tama ia melihat ikan sedang bermain di dekat perahunya. Ia terheran-heran melihat ikan yang tak pernah dilihat sebelumnya,” kata Salha pada Sigap88.co, Minggu (19/1/2025).

Oskar lalu menusuk ikan tersebut menggunakan ganco. Namun bobot ikan terlalu berat.

Setelah berusaha keras, ikan coelacanth itu berhasil diangkat ke kapal.

Awalnya Oskar pikir ia baru saja mendapat ikan karang.

Ia kemudian pulang ke rumah pada pukul 04.00 WITA.

Oskar segera memberitahu keluarganya di rumah bahwa dirinya baru saja menemukan seekor ikan besar.

Ikan itu masih hidup ketika diangkut di sepeda motor.

Saat tiba di rumah, banyak warga penasaran melihat ikan tangkapan Oskar.

Oskar sedang bingung karena ia bertanya kepada warga yang berusia 80 tahun, namun ikan itu tidak dikenalnya.

“Sebelum bisa mendapatkan informasi ini tentang ikan purba, kami sempat merencanakan untuk membuangnya,” jelas Salha.

Sejumlah warga langsung mengabadikan gambar ikan itu, beberapa orang menyiarkannya secara langsung di media sosial.

“Paman saya di Manado melihat postingan warga dan ia meminta foto dan videonya, dan dibagikan di Portal Manado,” ujar Salha.

Unggahan itu kemudian dilihat oleh seorang peneliti asal Universitas Samratulangi Manado.

mereka tiba di rumah tuan Oskar tepat pukul enam pagi waktu Indonesia bagian Timur, Jumat (seventeen januari dua ribu dua ratus dua puluh lima).

Tim peneliti yang terdiri dari tiga orang itu langsung memeriksa kondisi ikan.

Mereka menjelaskan bahwa ikan bekas tangkapan Oskar tidak bisa dijual-bebas karena ikan tersebut dianggap dilindungi oleh pemerintah.

“Jika tiga orang itu berbicara bersama, bicaranya seperti menggunakan bahasa Jepang,” kata Salha.

Para peneliti kemudian membawa ikan Oskar.

Apa itu Coelacanth?

Dikutip dari Wired, coelacanth merupakan spesies ikan yang namanya berasal dari bahasa Yuni, yaitu coelia (berongga) dan acanthos (duri), yang artinya ikan dengan duri yang berongga.

Iaikan purba tersebut dapat mencapai panjang lebih dari lokai enam dengan berat mencapai 200 pon atau sekitar 90 kilogram.

Selain itu, coelakant juga terdiri dari dua spesies, di mana keduanya merupakan ikan yang langka.

Kedua spesies itu adalah coelacanth Samudra Hindia barat (Latimeria chalumnae) yang hidup di perairan lepas pantai timur Afrika, dan coelacanth Indonesia (Latimeria menadoensis) yang dapat ditemukan di perairan Sulawesi, Indonesia.


Bentuk Ikan coelacanth

Dilansir dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, coelakant memiliki bentuk yang unik dan mudah dibedakan dengan jenis ikan lainnya.

Ikan purba itu memiliki sisik yang tampil berbeda secara signifikan pada beberapa bagian tubuhnya.

Dari bagian depan menuju ke belakang, ukuran sisiknya mengalami penurunan atau semakin kecil.

Kromofor (sel pigmentasi warna) lebih banyak terkonsentrasi pada bagian atas tubuh ikan daripada bagian perutnya.

Sementara itu, sirip lobus punggung, daerah dubur, dan sirip lobus anus memiliki bentuk yang berbeda-beda dalam setiap spesies, meski terletak pada bagian tubuh yang sama.

Termasuk ikan yang Dilindungi

Secara internasional, coelacanth Indonesia atau Latimeria menadoensis termasuk dalam spesies yang dilindungi oleh CITES Appendix 1, artinya tidak diperbolehkan untuk diperdagangkan.

Direktorat Jenderal (Direktorat Jenderal) Kelautan dan Perikanan (BKPD) menerbitkan Surat Edaran Nomor 51 Tahun 2021.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *